Sabtu, 13 September 2014

Kerangka Kompetensi Abad 21



Senin, 8 September 2014 di ruang Ds. 306 kelas Manajemen Pendidikan 2012 B memulai kuliah pertama mata kuliah Manajemen Keuangan. Materi awal yang diberikan oleh Bapak Amril Muhammad adalah mengenai kerangka kompetensi abad 21 dan implikasinya terhadap proses pembelajaran sebagai “wejangan” awal kami sebelum masuk pada materi manajemen keuangan pendidikan. Dikatakan bahwa kerangka kompetensi yang diperlukan di abad 21 ini adalah yang harus mendukung keseimbangan penilaian tes standar serta penilaian normatif dan sumatif, kemudian menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik dan membolehkan pengembangan portofolio siswa. Selain itu juga menciptakan latihan pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman dan integrasinya di kelas yang memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks dunia, serta mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun online 

Mata kuliah manajemen keuangan dalam jurusan Manajemen Pendidikan ini diperlukan bagi seorang calon manager keuangan untuk nantinya mampu mengatur dan mengelola segala bentuk aktivitas dan kegiatan yang berkaitan dengan keuangan. Output yang diharapkan mampu dihasilkan dari mata kuliah ini ialah pengetahuan, keterampian, kemampuan, kecakapan dan kesiapan.

Lulusan sarjana Manajemen Pendidikan tidak hanya dihadapkan pada karier yang hanya terbatas pada dunia pendidikan. Untuk itu, kehadiran mata kuliah ini bisa dikatakan sebagai sajian bagi individu yang tertarik untuk terjun ke dalam dunia kerja yang berkaitan dengan keuangan. Seperti menjadi seorang pegawai bank, akuntan, auditor, dan lain sebagainya. Sehingga kehadiran mata kuliah ini dapat berfungsi untuk meningkatkan kompetensi kita sebagai calon manager keuangan muda nantinya.

Pak Amril menyebutkan nama John L. Holland (1992) dengan teorinya yang mengatakan bahwa ketertarikan individu pada karir terjadi karena adanya kepribadian tertentu dan berbagai variabel yang merupakan latar belakang mereka (basic).

Pilihan karir merupakan ekspresi, atau perpanjangan kepribadian ke dalam dunia kerja, di ikuti oleh identifikasi berikutnya dengan stereotip pekerjaan tertentu. Sebuah perbandingan diri dengan persepsi pendudukan dan penerimaan atau penolakan selanjutnya adalah penentu utama dalam pilihan karir.
Pusat untuk Teori Holland adalah konsep bahwa seseorang memilih karir untuk memuaskan modal orientasi pribadi yang disukai seseorang. Jika individu telah mengembangkan orientasi dominan yang kuat, kemungkinan kepuasan  dalam lingkungan kerja akan sesuai.

Pak Amril juga mengatakan bahwa ada 3 tipe manusia dalam menyikapi perjalanan hidupnya.

  • Seorang Quitter yaitu seorang yang memilih menjalani kehidupan ini dengan datar-datar saja. Tidak ada gairah, tidak berani mencoba, menyerah sebelum malakukan, sibuk dengan khayalan-khayalan tentang sebuah kesuksesan. Menunggu adanya hujan emas dari langit. Sering murung, frustasi, kecewa terhadap perjalanan hidupnya.
  • Seorang Camper adalah seseorang yang merasa puas dengan apa yang sudah dihasilkan. Merasa nyaman dengan kondisi sekarang, merasa cukup dengan apa yang sudah dicapai. Hal ini menyebabkan berhentinya pengembangan diri dan prestasi yang dia torehkan selama ini.
  • Seorang Climber adalah seorang yang selalu ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik, mempunyai orientasi yang besar. Tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki sekarang. Senantiasa belajar dan belajar, bekerja dan bekerja dan selalu ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik dalam menjalani kehidupannya

Pertemuan pertama mata kuliah ini menjadi motivasi awal yang diberikan sebelum akhirnya kami memulai perkuliahan dengan materi manajemen keuangan yang sesuai dengan silabus.