Senin, 28 April 2014

Teori dan Implementasi Kepuasan Pelanggan

      A.    KEPUASAN PELANGGAN

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan dipenuhi. Suatu pegawaian dinilai memuaskan bila pegawaian tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam menyediakan pegawaian yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pegawaian yang disediakan, maka pegawaian tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pegawaian publik.

Kepuasan konsumen dianggap sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Kepuasan konsumen merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan.

Pelanggan atau konsumen yang secara kontinu dan berulang kali datang ke suatu tempat yang sama untuk menggunakan produk atau jasa dapat dikatakan bahwa mereka merasa puas akan produk atau jasa yang telah diberikan oleh perusahaan. Adanya perasaan yang lebih yang dirasakan ketika sesuatu hasrat atau keinginan yang diharapkannya tercapai. Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya kepuasan konsumen mencakup perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan.

Faktor Pendorong Terhadap Kepuasan Pelanggan :
·     Kualitas Produk: Pelanggan akan merasa puas setelah membeli dan menggunakan produk tersebut yang memiliki kualitas produk baik.
·      Harga: Biasanya harga murah adalah sumber kepuasan yang penting. Akan tetapi biasanya faktor harga bukan menjadi jaminan produk memiliki kualitas baik.
·         Kualitas Jasa: Pelanggan merasa puas apabila mereka memperoleh jasa yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan dari pegawai maupun karyawan perusahaan.
·      Emotional Factor: Kepuasannya bukan karena kualitas produk, tetapi harga diri atau nilai sosial yang menjadikan pelanggan puas terhadap merek produk tertentu.
·        Biaya atau kemudahan untuk mendapatkan produk atau jasa: Kenyamanan dan efisien dalam mendapatkan suatu produk atau jasa serta mudah mendapatkan jasa produk memberikan nilai tersendiri bagi kepuasan pelanggan.

Pentingnya Mengukur Kepuasan Pelanggan
Dengan kondisi bisnis yang sangat kompetitif sekarang ini, dimana tingkat persaingan yang tinggi dengan differensiasi produk dan jasa yang begitu beragam, maka kepuasan dan loyalitas pelanggan menjadi suatu hal yang sangat penting. Pada perusahaan kepuasan dan loyalitas pelanggan menjadi sangat penting untuk meningkatkan keuntungan sehingga perusahaan dapat selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Pengukuran kepuasan konsumen ini juga merupakan elemen penting dalam menyediakan pegawaian yang lebih baik, efisien dan efektif. Menurut Phillip Kotler untuk mengukur kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara:

          ·         Sistem Keluhan dan Saran
Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah pelanggannya untuk memberikan saran, pendapat dan keluhan mereka. Media yang di gunakan meliputi kotak saran yang di letakkan di tempat-tempat strategis, saluran telepon khusus dan sebagainya. Tetapi karena metode ini cenderung pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan tidak kepuasan pelanggan.Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih ke perusahaan lain dan tidak akan menjadi pelanggan perusahaan tersebut lagi.

          ·         Survei Kepuasan Pelanggan
Perusahaan tidak dapat menggunakan tingkat keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan. Perusahaan yang responsif mengukur kepuasan pelanggan dengan mengadakan survei berkala, yaitu dengan mengirimkan daftar pertanyaan atau menelpon secara acak dari pelanggan untuk mengetahui perasaan mereka terhadap berbagai kinerja perusahaan. Selain itu juga dapat ditanyakan kinerja dari perusahaan saingannya.

          ·         Pelanggan Bayangan (Ghost Shopping)
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut.

          ·         Analisis Pelanggan yang Beralih (Lost Customer Analysis)
Pihak perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang sudah berhenti menjadi pelanggan atau beralih ke perusahaan lain. Yang diharapkan adalah memperoleh informasi bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Dengan mengagendakan program pengukuran kepuasan konsumen secara periodik akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, dan tingkat kepuasan pelanggan yang lebih besar. Dalam jangka panjang, akan lebih menguntungkan mempertahankan pelanggan yang loyal daripada terus menerus menarik dan membina pelanggan baru untuk menggantikan pelanggan yang pergi. Pelanggan yang sangat puas akan menyebarkan cerita positif dari mulut ke mulut dan malah akan menjadi iklan berjalan bagi suatu perusahaan, yang tentunya akan menurunkan biaya untuk menarik pelanggan baru.

     B.     KEPUASAN PELANGGAN DI BAKUL TUKUL    


Pada tanggal 22 April 2014, Manajemen Pendidikan 2012 Kelas B mengadakan kuliah di luar kelas. Kami mengunjungi sebuah rumah makan di bilangan Tebet Utara Dalam, Jakarta Selatan. Rumah makan tersebut bernama “Bakul Tukul”, dan oleh Bapak Dwi Prabowo Aji, selaku General Manager Bakul Tukul kami diberikan materi mengenai kepuasan pelanggan sebagai materi perkuliahan kami.

Bapak Dwi Prabowo Aji, selaku General Manager Bakul Tukul

Bisa dibilang nama Bakul Tukul ada sedikit kaitannya dengan nama pelawak Tukul Arwana. Dinamakan bakul tukul karena bakul tukul adalah bahasa jawa yang artinya wadah nasi yang berkembang. Pada saat itu Pak Bowo juga melihat artis Tukul yang pada saat itu belum sepopuler sekarang, tetapi Pak Bowo memprediksi bahwa Tukul akan berkembang suatu hari nanti. Maka dari itu rumah makan tersebut dinamakan Bakul Tukul. Sampai sekarang Bakul Tukul sudah mempunyai 2 cabang, yang pertama di Menteng dan yang kedua di Tebet. Cabang yang di Tebet sudah berjalan selama 1 tahun 3 bulan.

Pak Bowo sangat berpedoman pada filosofi dari orang Jepang, bahwa dalam memulai usaha tidak harus ahli dalam bidang usahanya. Dalam arti, ketika ingin melakukan usaha buka restaurant, kita tidak perlu bisa masak. Pak Bowo sangat yakin bahwa 99% kunci keberhasilan adalah spirit atau kerja keras dan 1%  sisanya adalah bakat. Yang sangat sulit dilakukan adalah mencari dan menemukan keberanian untuk memulai sesuatu.

Pak Bowo menerapkan Service of Excellence. Service of Excellence yang diterapkan ada 4, yang pertama discipline, quality, service, cleanest. Contoh dari service atau pegawaian, misalnya beliau mengajarkan pada bawahannya bahwa kita perlu menghargai pelanggan seperti saudara. Misalnya saja seperti ada pelanggan yang sudah sering berkunjung ke Bakul Tukul, maka para pegawai Bakul Tukul akan menyapanya dengan menyebut nama pelanggan tersebut, sehingga pelanggan akan merasa dihargai dan merasa akrab dengan orang-orang yang ada di Bakul Tukul. Bakul Tukul juga menyediakan kotak saran atau kritik yang terletak di lantai bawah.

Dari segi discipline pegawai, Pak Bowo telah menetapkan job desc yang jelas dan sesuai dengan SOP berikut dengan reward and punishmentnya yang jelas pula. Kemudian dari sisi quality, bahwa rumah makan sangat mengedepankan kualitas, mulai dari kualitas SDM sampai pada kualitas pegawaian dalam memberikan kepuasan pelanggan. Dan yang terakhir adalah cleanest, dari yang saya lihat rumah makan Bakul Tukul ini sangat bersih sekali tempatnya, dan terlihat terawat. Kamar mandinya pun bersih, sehingga membuat pengunjung merasa nyaman dengan fasilitas yang ada.

Dalam penerapannya, marketing mix yang diterapkan oleh Pak Bowo ada 5, diantaranya: price, place, product, promotions, dan people.

          ·         Price   
Memiliki prinsip “untung kecil asal banyak yang beli”. Semua harga menu tersebut cukup terjangkau. Misalnya saja harga ayam goreng Rp 9.000, sayur asem Rp 3.000, ikan mas bakar Rp 13.000, ikan gurame bakar Rp 23.500, perkedel jagung Rp 2.500, pepes ikan peda Rp 6.000, dan masih banyak menu yang lain dengan harga yang tak jauh beda.

          ·         Place  
Mengutamakan tempat yang sangat strategis. Cara menentukannya adalah dengan melakukan analisis terhadap kepadatan penduduknya, arah lalu lintasnya, dan yang terakhir  ialah sangat mengacu pada segmentasi pasar. Fasilitas yang disediakan berupa: (a) tidak ada layanan pesan antar, (b) makan di tempat, (c) menyediakan makanan bagi non vegetarian, (d) tidak menyediakan alcohol, (e) wifi, (f) tempat duduk di luar, (g) terdapat 15 meja yang disediakan di lantai bawah dan 12 meja di lantai atas, ditambah dengan lampu gantung bertutup seperti caping menambah kesan alami rumah makan Sunda pada umumnya.

          ·         Product
Menggunakan produk makanan yang sangat pasaran karena pasarnya sangat luas. Mengusung kuliner Tanah Pasundan, Bakul Tukul menghadirkan aneka macam menu khas Bumi Priangan, seperti sayur asem, aneka ikan bakar, ayam bakar, dan aneka pepes. Terdengar sederhana memang, tetapi ada satu hal unik di rumah makan ini yaitu kita bisa menambah nasi sepuasnya tanpa harus merogoh kocek lagi.

          ·         Promotions
Setiap sebulan sekali memberikan promo berupa paket makanan, melakukan diversifikasi produk yaitu upaya untuk mengusahakan atau memasarkan beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan sebelumnya.

          ·         People
Manajer melakukan analisis SWOT terhadap SDM yang akan dipekerjakan karena manajer sangat sulit menemukan people yang punya kapabilitas cukup.  

Permasalahan yang sempat dialami Pak Bowo saat memulai usaha pada saat itu adalah modal dan link bisnis. Yang sampai pada akhirnya, Pak Bowo melakukan loan atau pinjaman pada orang terdekatnya dan hanya mengandalkan omset kecil yang dihasilkan dari usahanya  yang dulu. Selain itu, Pak Bowo juga sempat menjual motor kesayangannya sebesar Rp 500 juta sebagai modal untuk membeli asset. Menurut Pak Bowo, yang terpenting ialah pintar-pintar mencari peluang, jika dirasa sudah mendapat kesempatan, pakailah kesempatan tersebut.

Dulu beliau membeli tanah yang ada di Menteng sebesar Rp 3 M untuk memulai usaha Bakul Tukul pertama kalinya. Dan setelah sekian lamanya, pada saat sekarang ini, nilai tanah di kawasan Menteng tersebut yang digunakan sebagai tempat Bakul Tukul cabang Menteng sudah senilai Rp 25 M. Bisa dibayangkan investasi dalam bentuk aset memiliki keuntungan yang sangat menjanjikan.

Pesan dari Pak Bowo, beliau sangat berharap bahwa generasi muda harus lebih banyak yang menjadi entrepreneur saja. Paradigma di kalangan anak muda harus diubah, dari yang lulus “mencari” pekerjaan harus diubah menjadi lulus “menciptakan” lapangan pekerjaan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar