Konsep capital budgeting
Penganggaran
investasi (capital budgeting) adalah keseluruhan aktivitas yang berupa
perencanaan penggunaan dana dengan tujuan untuk memperoleh manfaat, atau suatu
aktivitas investasi di mana dikeluarkan dana untuk membentuk aktiva produktif
dengan harapan untuk memperoleh manfaat di waktu yang akan datang. Aktivitas
proyek investasi selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan selama jangka
waktu tertentu yang panjang. Setiap usul investasi harus mempunyai periode
tertentu, yakni kapan proyek investasi itu dimulai dan kapan proyek investasi
itu berakhir.
Usul-usul investasi
tersebut dapat berupa pembelian aktiva tetap penting seperti bangunan, mesin -
mesin dan peralatan atau penanaman dana pada perusahaan lain dengan jalan
membeli saham-sahamnya atau seperangkat aktiva yang dipat digunakan untuk
kelangsungan usaha perusahaan itu. Investasi dalam aktiva tetap sering meliputi
pemilihan yang komplek antara berbagai alternatif aktiva tetap, saat kapan
suatu proyek akan dimulai, dan bagaimana metode pembelanjaannya. Masalah
pemilihan usul-usul investasi beserta metode pembelanjaannya merupakan dua dari
kebanyakan keputusan perusahaan yang sangat penting dan sangat menentukan bagi
kelangsungan usaha perusahaan itu.
Kita
dapat memperhitungkan "hasil yang
dikehendaki," misalnya 16%, tetapi pertanyaan yang timbul adalah apakah
angka tersebut merupakan jumlah yang cukup sehingga proyek tersebut dapat
diterima? Untuk menentukan apakah "hasil yang dikehendaki" tersebut cukup
memadai, kita harus mengevaluasi derajat resiko dari proyek itu dan kemudian harus
menghitung "hasil yang dikehendaki" untuk suatu derajat resiko
tertentu.
Dua metode dapat digunakan. Apabila
proyek investasi baru tersebut mempunyai
derajat resiko yang kira-kira sama dengan aktivitas usaha yang ada sekarang,
kita dapat mempergunakan "biaya penggunaan modal rata-rata" (average cost of capital).
Sebaliknya apabila derajat resiko
proyek itu berbeda dengan derajat resiko dari usaha yang ada sekarang, kita
dapat mempergunakan "model penilaian investasi dalam
aktiva" (capital asset pricing model).
Payback period
Ciri
dari metode penilaian ini adalah bahwa metode ini menggunakan konsep cash flow
sebagai dasar perhitungannya dan tidak mempertimbangkan pengaruh waktu terhadap
nilai uang. Dengan menggunakan metode pack back period sebagai metode penilaian
berarti bahwa proyek yang paling cepat mengembalikan total investasi awal atau
investasi permulaan (initial investment adalah dianggap proyek yang paling
baik.
Kelemahan
dari metode ini yang terpenting adalah sebagai berikut :
- Metodenya tidak mempertimbangkan nilai uang yang dipengaruhi oleh waktu
- Metode ini mengabaikan kenyataan bahwa proyek kemungkinan mempunyai arus cash in flow yang berlainan setelah masa payback period berakhir
Disamping
beberapa kelemahan metode payback period memiliki beberapa kebaikan diantaranya
adalah sebagai berikut :
- Metodenya sederhana
- Alat penjaga resiko. Jika proyek dapat menerima kembali seluruh dana yang ditanam padanya dengan singkat maka itu berarti bahwa resiko mengalami kerugian adalah rendah karena kemungkinan bagi perusahaan lain untuk mendirikan proyek yang sama adalah kecil.
- Alat penjaga likuiditas
Net present value
Net present value
(NPV) metode ini adalah merupakan salah satu dari metode discounting yang bias
digunakan untuk mengukur dan menganalisa proyek investasi.
Internal rate of return (IRR)
Di samping NPV dan BCR
method banyak juga pimpinan perusahaan yang menggunakan internal rate of return
(IRR) sebagai alat untuk mengukur atau mengevaluasi investasi – investasi yang
dilakukan.
IRR method atau biasa
juga dinamakan Trial and Error Method menunjukan tingkat pendapatan yang
sebenarnya dari sebuah proyek. Metode IRR tidak mengurangkan gross present
value (GPV) dari cash flow dari initial investment atau biasa juga dinamakan
initial capital outlay melainkan mencarinya dengan trial and error.
Dengan system trial
and error berarti dicoba berbagai tingkat discounting factor (DF) akan
menyamakan gross present value (GPV) dengan initial investment atau initial
capital outlay. Discounting factors yaitu yang akan menyamakan GPV dengan
initial investment adalah merupakan IRR dari proyek bersangkutan.
Penerapan capital budgeting dalam keuangan pendidikan
Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah ini merupakan plafon pendanaan yang dibutuhkan
dan harus disediakan serta direncanakan asal dana tersebut didapatkan. RAPBS
inilah yang menjadi dasar pengelolaan managemen sekolah. Segala hal yang
dilakukan oleh sekolah harus tercantumdi dalam RAPBS tersebut,jika tidak, maka
kegiatan tersebut haruslah diprogramkan di tahun depannya. Untuk itulah, maka
setiap sekolah menyusun RAPBS sebagai acuan kegiatan yang terkait dengan
pendanaan. Sebenarnya, dengan adanya RAPBS ini, sekolah dapat mengeksplorasi
kemampuan dirinya dan menyeimbangkan dengan alokasi dana yang ada.
Kebutuhan pendanaan
kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara
transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara
efektif dan efisien. Tujuan manajemen keuangan adalah:
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
- Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah
- Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah
- Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala sekolah dalam menggali sumber -sumber dana, menempatkan bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung- jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku (Mulyasa, 2003:50)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar